Selamat Datang

Selamat datang di website SimpulDemokrasi. Dalam Situs ini anda dapat menyimak informasi-informasi terbaru tentang Demokrasi di Indonesia. Selain itu komentar, opini maupun analisis tentang topik demokrasi dan penguatan simpul demokrasi juga dapat anda simak, termasuk info-info aktual terkait topik demokrasi negeri ini. Anda bisa berpartisipasi menyemarakkannya disini.
Google

Minggu, 15 Juli 2007

PEMKAB Malang Wajib Membangun Tempat Hiburan Bagi Anak Orang Miskin


By: Piss
Wawancara : Arena Dwi Joko Suhartoko

Kemerdekan bagi anak itu adalah dimana dia bisa bebas bermain mengespresikan apa yang ada dalam jiwanya. Seperti belari-lari, tertwa dan mengimajinasikan seorang tokoh atau binatang yang ada di pikirannya. Seperti kata Karil Gibran bahwa anak itu punya jiwa sendiri. Kita sebagai orang tua sifatnya hanya mengawasi agar dia tidak terserempet hal-hal yang membahayan jiwanya. Kita tidak bisa menjadikan anak seperti apa yang kita inginkan. Pada dasarnya manusia hidup itukan sifatnya sangat pribadi artinya model hidup nikmat yang bagaimana itu hanya dia yang bisa membentuknya. Tapi manusia juga dituntut untuk membangun keseinmangan di dalam alam ini. Karena apa yang terjadi alam ini nanti manusialah yang paling bertanggung jawab. Kata pendamping anak jalanan yang sudah 4 tahun bersama Yayasan Anak Alam. Dan sekarang sebagai staf pengajar di SMA Santi Arbertus atau di SMAK Dempo mengajar mata pelajaran wajib kesenia tater.

Kalau bicara anak berarti tidak lepas dari pendidikan, nah pendidikan yang terjadi hari ini anak bukan dihadapkan dengan persoalan tapi menghindari persoalan. Sebaiknya yang harus dilakukan mulai dengan menyentuh hatinya atau kotnitifnya lalu afektifnya. Artinya melalui seni mereka kita sentuh hatinya setelah itu baru pola pikirnya. Sebenarnya mata pelajaran seni itu sama nilainya dan manfaatnya dengan pelajaran agama, matematika, PPKN, fisika dan yang lainnya. Kalau saya melihat pendidikan yang dilakukan sekarang lebih pada pola pikirnya saja. Dan yang bersifat membangun jiwanya justru sangat sedikit. Sehingga rasa memilkiki dan tanggung jawab terhadap alam dan lingkungan di sekitarnya sangat kurang. Mereka lebih mengutamakan kesenangan yang bersifat peribadi. Artinya mereka kurang bisa menghargai alam, lingkungan sekitar termasuk orang tua teman dan guru-gurunya. Karena tanpa hati hasil sebuah ilmu pengetahuan bukan membuat kebaikan tapi malah sebaliknya. Yang kami lakukan biasanya dengan anak-anak jalanan dengan berdialog analisa sosial seperti memberitahu hak dan kewajiban seperti apa tugas polisi apa, tukang becak, supir mikrolet, mobil bagus-bagus yang lalu lalang di jalanan. Dengan begitu jiwa nasionalis akan tumbuh di hatinya dengan sendiri. Ditambahkan jebolan ISI Jogja ini yang bulan September malanjutkan S1 nya di sekolah tinggi seni Wiratirta Surabaya.

Ada 10 konvensi hak anak yang telah di wajibkan oleh PBB. Yang pertama Gembira, Pendidikan, Perlindungan, Makanan, Kesehatan, Rekreasi, Nama, Ras atau Kesukuan, Kebangsaan, Peran dalam pembangunan. Kalau di negara inikan sudah tertantum dalam UUD bahwa negara wajib memfasilitasi pendidikan bagi anak-anak. Nah kalau di Indonesia yang pasti semuanya belum terpenuhi secara total. Misalnya ini kalau Mendit jadi bagus nanti otomatis tiketnya mahal jadi anak-anak yang secara ekonomi masih lemah tidak punya lagi tempat-tempat hiburan. Jadi perlulah Pemerintah Kabupaten Malang juga membangun tempat-tempat hiburan bagi anak-anak orang miskin.

Untuk membangun bangsa ini harus belajar dari anak dan juga seperti sebuah hasil karya seni yang monumental, yaitu dengan kejujuran. Tanpa didasari dengan sebuah kejujuran kita bisa lupa dengan diri sendiri, tak menyadari kekurangannya, dan lupa apa sebenarnya kita hidup di dunia ini. Dan kejujuran itu juga bagian dari nilai-nilai demokrasi. (Piss)

0 Comments:

Word of the Day

Article of the Day

This Day in History

Today's Birthday

In the News