Kemunculan calon independen dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) langsung hanya tinggal menunggu waktu. Hal itu merupakan fenomena logis sebagai penyaluran ketika pintu demokrasi tersumbat akibat praktik politik oligarkis, dan Sudah sejak 4-5 tahun lalu, sebetulnya, hal ini muncul dalam pembahasan UU politik di parlemen, namun terganjal fraksi-fraksi besar. Sekarang, kuncinya memang ada di MK.
Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Malang, Andry Dewanto Ahmad, dalam pertemuan Sekolah Demokrasi 11, Sabtu (25/8), mengatakan, eksistensi calon independen kian membuka peluang berdirinya partai politik lokal di berbagai pelosok tanah air.
Sebelumnya, Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Malang Andry Dewanto Ahmad menepis persepsi bahwa wacana calon independen adalah bukti ketidakpercayaan publik akibat citra parpol yang buruk, khususnya indikasi money politics dalam penjaringan calon kepala daerah, dan Andry berharap semua pihak mendorong agar parpol terus memperbaiki diri. “Bukankah sebenarnya keberadaan parpol yang bebas dari hegemoni kekuasaan otoriter, baru berlangsung setelah reformasi? Sementara, pilkada langsung baru digelar tahun ini. Jadi, tidak objektif selalu menyudutkan parpol.
“Iya, dengan adanya calon independen, seharusnya pemerintah dan DPR RI sudah memikirkan pula perlu adanya aturan mengenai partai lokal,” katanya kepada Simpul Demokrasi..
Aturan (mendirikan Parpol lokal) itu termasuk yang sangat mendesak sekarang, karena menurut Mas Andry, para calon independen itu tentu membutuhkan mesin organisasi semacam partai politik untuk memenangkannya.
“Proses ke arah pemenangannya itulah yang semakin mendorong bisa terbentuknya banyak partai lokal, dengan tugas sebagaimana Parpol pada umumnya yang memikirkan serta memperjuangkan kesejahteraan rakyat,” katanya.
Selain eksistensi calon independen, menurut Andry, kiprah para anggota Dewan di Pemerintahan juga akan sangat berpotensi membangun partai lokal di daerahnya masing-masing.
“Itu sebabnya, eksekutif dan legislatif harus sama-sama berpadu untuk menuntaskan adanya aturan atau undang-undang tentang eksistensi partai lokal tersebut,” tambah Andry.
Selain itu, Andry juga mengatakan partai politik tidak perlu gusar terhadap keberadaan calon independen serta menghadapi kenyataan bahwa ada sebagian masyarakat menginginkan adanya calon pemimpin yang tidak berasal dari partai politik.
Menurut dia hal ini harus dipandang sebagai pemicu terjadinya persaingan sehat antara calon independen dengan calon dari partai politik. Partai politik, tambahnya, tidak perlu berupaya untuk “menghalangi” keberadaan calon independen.
“Parpol tidak perlu gusar karena di negara-negara maju belum ada ceritanya calon independen menjadi presiden. Namun terus dibuka wacana itu biar sama-sama puas karena demokrasi itu juga ingin mencapai kepuasan psikologis, kepuasan intelektual, kepuasan politik. Jadi biarkan saja itu. Siapa tahu ada calon independen yang luar biasa bobotnya, dicintai masyarakat, betul-betul independen, cuma cari tokoh seperti ini agak sulit,” katanya. (Iwan).
Selamat Datang
Selamat datang di website SimpulDemokrasi. Dalam Situs ini anda dapat menyimak informasi-informasi terbaru tentang Demokrasi di Indonesia. Selain itu komentar, opini maupun analisis tentang topik demokrasi dan penguatan simpul demokrasi juga dapat anda simak, termasuk info-info aktual terkait topik demokrasi negeri ini. Anda bisa berpartisipasi menyemarakkannya disini.
Rabu, 12 September 2007
“CALON INDEPENDEN Buka Peluang Berdirinya Partai Lokal”
Diposting oleh Iwan Ira W Tanggal Rabu, September 12, 2007
| Hotlinks: DiggIt! Del.icio.us
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
Word of the Day
compendious discuss | |
Definition: | (adjective) Containing or stating briefly and concisely all the essentials. |
Synonyms: | succinct, summary, compact |
Usage: | It was a sort of hand-book for women with grievances (and all women had them), a sort of compendious theory and practice of feminine free morality. |
Word of the Day
provided by The Free Dictionary
Article of the Day
![]() ![]() Wife CarryingInitially introduced as a joke in Finland, wife carrying has become a competitive sport in which male participants race through an obstacle course while carrying a female teammate. Carrying styles include piggyback, fireman's carry, and Estonian-style, in which the female participant hangs upside-down with her legs around the man's shoulders and her arms around his waist. Major wife carrying competitions are held throughout the US as well as in Sonkajärvi, Finland, where the winner gets what? More... Discuss |
Article of the Day
provided by The Free Dictionary
This Day in History
![]() ![]() Dow Jones Averages Reaches Its Lowest Point of the Great Depression (1932)The Dow Jones Industrial Average, often referred to as the Dow, is the best-known and most widely followed market indicator in the world. Tracking the performance of 30 blue-chip US stocks—which sometimes change—the Dow is thought to reflect the overall condition of the US economy. In 1932, the Dow reached its lowest point of the Great Depression, closing at 41.22—down almost 90 percent since 1929. It did not return to pre-1929 levels until 1954. Who is the Dow named after? More... Discuss |
This Day in History
provided by The Free Dictionary
Today's Birthday
![]() ![]() John Davison Rockefeller (1839)After two years of high school, Rockefeller—the man destined to become, by some estimates, the richest person in history—got a job as a bookkeeper. A few years later, he formed a food handling firm that prospered in the American Civil War. In 1863, he entered the brand new oil business, and within 15 years, his company dominated the American petroleum industry. A noted philanthropist, he donated $550 million during his lifetime. It has been said that Rockefeller had what two ambitions in life? More... Discuss |
Today's Birthday
provided by The Free Dictionary
In the News
In the News
provided by The Free Dictionary
0 Comments:
Post a Comment