Perjalanan Demokrasi sekarang ini tidak berhenti pada tataran politik tingkat atas saja, tetapi sekarang sedang merambah di ranah pedesaaan. Melalui sebuah kesepakatan bersama menyelam dalam prosesi demokrasi di Dusun Sumberrejo. Memang terlihat agak aneh bahkan begitu tidak menarik dimata sebagian elit politik Kabupaten Malang. Dilihat dari kacamata politik praktis memang terkesan tidak membawa dampak yang menarik apalagi menguntungkan. Akan tetapi yang harus diperhatikan benar-benar bukan hal yang disebutkan diatas yang menjadi soal, tetapi bagaimana Demokrasi sendiri menjadi amat menjanjikan perubahan bagi masyarakat pedesaan. Dimata masayarakat hal ini sungguh-sunguh sangat mengagumkan, dan cenderung membawa proses transformasi yang jelas pada mereka.
Sesuatu yang sejak lama tidak pernah terlintas pada masyarakat Dusun Sumberrejo untuk mengikuti sebuah tahapan dalam demokrasi. Selama ini yang mereka kenal adalah bagaimana urusan-urusan yang berkaitan dengan sebuah proses pemilihan seorang pemimpin hanya sampai pada tataran pencoblosan. Sedangkan dari mana, siapa dia, untuk apa, serta bagaimana nantinya seorang calon pemimpin, tidak pernah mereka ketahui benar. Apalagi ini berlangsung di dusun sendiri tentu membawa suatu yang sangat progress dalam kehidupan berpolitik mereka.
Konvensi calon pemimpin memang sudah ada sejak lama, tetapi mempunyai kecenderungan hanya menjadi semacam penghias belaka. Konvensi menjadi terkenal sampai pada pendengaran masyarakat, memang dipopulerkan tanpa sengaja oleh salah satu partai politik yang ada di Indonesia. Tentu disini tidak perlu untuk membahas partai apa itu, tetapi yang perlu kita cermati bersama adalah proses pendewasaan politik para warga di pedesaan. Kabupaten Malang memiliki 23 kecamatan, desa sebanyak 400 lebih apalagi jumlah dusun di kabupaten tentu dapat dipastikan betapa banyak jumlahnya.
Tetapi menjadi sensasi ketika dusun inilah bermula proses konvensi (18 dan 25 Maret) pada tanggal 18 Maret 2007 untuk mempersiapkan kandidat dalam rangka menyambut PILKADES Desa Kalisongo. Proses demokrasi ini dimulai dengan penyampaian Visi dan Misi para Calon Kades, yang diikuti oleh tiga kandidat. Dapat dipastikan calon-calon tersebut telah mengantongi ijin dari para masyarakat yang mendukung mereka, serta diniati untuk menjadikan Desa ini lebih sejahtera tentunya.
Ketika ada beberapa orang yang menanggapi miring tentang bagaimana proses demokrasi ini dapat berjalan tanpa bantuan uang dari Broker. Warga dan para calon Kades dapat menjawabnya, mereka menunjukan bagaimana keuangan dalam proses konvensi hingga konvensi dapat diatasi dengan keringat serta kemauan para warga untuk membantah tuduhan miring tersebut.
Ditemui dalam kegiatan Sekolah Demokrasi II, Ahmad Yani. “bagaimanapun kita semua harus bertanggung jawab dengan apa yang kita lakukan. Apalagi terhadap perkembangan masyarakat dimana kita berdiam. Dengan hal ini, kedepan dusun tidak hanya dianggap sebagai dusun tempat orang tak mengetahui segala bentuk perubahan. Justru dari dusunlah demokrasi akan benar-benar menjadi sesuai dengan nilai luhurnya dan masyarakat pinggiran tidak dianggap terbelakang” Ungkap peserta Sekolah Demokrasi ini.
Hal yang sama juga di amini, oleh salah satu pengurus BPD Heru Iswanto. Dengan semangat yang begitu tinggi beliau menjelaskan, “proses penjaringan Calon Kepala Desa kami serahkan sepenuhnya pada masyarakat dusun ini. Hingga di kemudian hari bagaimana calon terpilih dapat memenuhi prioritas program mana yang harus segera dilaksanakan untuk kemajuan desa Kalisongo”.
Acara ini sendiri diikuti oleh tiga calon. Untuk yang pertama, dalam menyampaikan visi dan misi adalah Siswanto, kemudian Slamet, dan yang terakhir yang menyampaikan paparan adalah Satuman. Ketika melihat langsung acara tersebut tampak begitu bersemangatnya para warga dusun untuk melihat lebih dekat para calon kades dari tempat mereka.
Banyak pertanyaan maupun kritikan yang langsung dialamatkan pada tiga calon Kades tersebut. Memang hal ini tidak sedikit membuat para calon tersebut terlihat gugup dalam menanggapinya, akan tetapi dengan semangat kuat hal tersebut tidak mengurangi subtansi dari acara demokrasi tersebut. Pertanyaan warga yang ditujukan pada calon-calon tersebut dapat dirumuskan menjadi tiga pokok besar. Permasalahan yang pertama, adalah tentang Pemberdayaan Perempuan. Kedua, tentang Pengembangan Pemuda Desa. Serta ketiga dan terakhir adalah, Nilai dan Potensi Desa.
M.Takim (65) Linmas Desa Kalisongo, tidak dapat menyembunyikan rasa bahagianya atas proses demokrasi ini. “Saya yang berdiam di desa ini sejak lahir sampai usia saya seperti ini, baru kali ini ada proses konvensi untuk menentukan calon dalam rangka Pilkades. Padahal selama ini tidak pernah ada proses konvensi yang seperti ini disini atau bahkan dusun lain yang ada di Kabupaten Malang.
Pada hari Minggu (25/03/2007), di laksanakan konvensi dengan mengundang seluruh warga dusun Sumberrejo. Begitu meriahnya pesta demokrasi, seakan warga diajak untuk mengingat kembali memori Pemilu Presiden tahun 2004. Dalam melakukan konvensi ini di bantu oleh Suparto (Kasun), Priyo (Tokoh Masyarakat), Winsubsto (Sek. Forkom), dan juga beberapa Aparatur Desa Kalisongo. Dengan menggunakan pakaian daerah, para panitia pelaksana terlihat menarik. Beberapa aparat dari Koramil juga terlihat membantu proses keamanan dari pesta demokrasi ini.
Pada saat hasil perhitungan dibacakan, maka tampak wajah ketiga calon terlihat berharap-harap cemas. Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh jumlah suara untuk Siswanto sebesar 516 suara, dibayang-bayangi oleh Slamet dengan perolehan suara sebesar 507, kemudian ditempat terakhir diisi Satuman 497 suara. Maka pada tahap akhir dari konvensi dusun Sumberrejo terpilihlah Siswanto, untuk mewakili seluruh warga dusun dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Kalisongo. (ONALD)
Selamat Datang
Selamat datang di website SimpulDemokrasi. Dalam Situs ini anda dapat menyimak informasi-informasi terbaru tentang Demokrasi di Indonesia. Selain itu komentar, opini maupun analisis tentang topik demokrasi dan penguatan simpul demokrasi juga dapat anda simak, termasuk info-info aktual terkait topik demokrasi negeri ini. Anda bisa berpartisipasi menyemarakkannya disini.
Selasa, 17 Juli 2007
Arus Besar Demokrasi yang Hakiki
Diposting oleh Iwan Ira W Tanggal Selasa, Juli 17, 2007
| Hotlinks: DiggIt! Del.icio.us
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
Word of the Day
exacta | |
Definition: | A method of betting, as on a horserace, in which the bettor must correctly pick those finishing in the first and second places in precisely that sequence. |
Synonyms: | perfecta |
Word of the Day
provided by The Free Dictionary
Article of the Day
Article of the Day
provided by The Free Dictionary
This Day in History
This Day in History
provided by The Free Dictionary
Today's Birthday
Today's Birthday
provided by The Free Dictionary
In the News
In the News
provided by The Free Dictionary
0 Comments:
Post a Comment